Senin, 21 November 2016



E-CURRENCY




E-currency, Money Or electronic, or E-money, cash balances are recorded electronically on the card's stored value. These cards have an embedded microprocessor that can be loaded with a monetary value. Other forms of electronic money is money network, software that allows the transfer of value on computer networks, especially the internet. Electronic money is floating claims in a private bank or other financial institution that is not related to a specific account. examples of electronic money is a bank deposit, electronic funds transfer, direct deposit, payment processors and digital currencies. Because electronic money has occurred, some laws and policies have been made to the mandate of the growing popularity of electronic money throughout the world.Electronic money is decentralization is also known as a digital currency. Digital money circulating could come from a variety of sources. The main difference between E-money and digital currency is that the E-money does not change the value of fiat money (USD, EUR)representing, but digital currencies are not equivalent to any currency. In other words, all currenciesare electronic money, electronic money can be like PayPal, Web Money, Perfect Money, Skrill, Forex and many different types but Electronic money is not always a digital currency. Many of the mobile sub-system has been introduced in recent years including Apple and Google Wallet to pay.The authors hope the existence of this website can help comprehension and understanding of the importance of the concept of an online business, understand and peajari online business concepts before you start it.

1.Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah

Kecanggihan teknologi pada era modernisasi saat ini khususnya teknologi komputer dan sistem informasi, mampu menghasilkan informasi yang efektif, efisien dan juga mampu menghasilkan informasi yang nyata dibandingkan dengan informasi yang dihasilkan secara manual. Evolusi yang terjadi pada internet merupakan satu fenomena yang paling menarik dalam kemajuan teknologi yang terjadi saat ini. Satu aspek yang bisa
dikatakan utama dalam evolusi ini adalah munculnya e-currency (elektronik uang) dalam lingkungan bisnis. E-currency mengubah hampir semua fungsi bisnis area dan setiap kegiatannya, mulai dari transaksi jual belinya sampai transaksinya.. Dengan lahirnya E-currency ini memudahkan konsumen untuk melakukan transaksi jual beli secara online dan melakukan perputaran uang dari rupiah ke mata uang asing.

1.2 Rumusan Masalah

Dari apa yang telah dijabarkan pada latar belakang diatas, maka penulisingin mengambil pokok permasalahan yang akan diselesaikan, yaitu Apa itu E-Currency.

1.3 Batasan Masalah

Permasalahan yang tercakup tidak berkembang terlalu jauh atau menyimpang terlalu jauhdari tujuannya dan tidak mengurangi efektifitas pemecahannya. Maka penulis melakukan pembatasan masalah sebagai berikut, Penjelasan tentang E-Currency.

1.4 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan jurnal ini adalah sebagai tugas Implementasi E-Bisnis.

1.5 Pembahasan
1.5.1 Apa Itu E-Currency
Tak dapat dipungkiri, berkembangnya teknologi internet yang semakin memudahkan kegiatan transaksi online turut menuntut adanya sistem pembayaran dengan e-currency. E-currency, atau yang bisa juga disebut sebagai mata uang elektronik adalah jenis uang yang hanya dapat digunakan secara online.

Penggunaan e-currency ini semakin populer di kalangan pebisnis online karena beberapa keunikannya, yaitu:
1. Tidak Berwujud
Karena hanya dilakukan untuk transaksi online, e-currency bersifat maya atau tak berbentuk fisik, sehingga Anda tidak dapat menaruhnya dalam dompet ataupun berbelanja secara langsung dengan e-currency yang Anda miliki. Meskipun begitu, sifat ini justru menonjolkan sisi praktis e-currency yang memungkinkannya untuk dibelanjakan secara online.

2. Bersifat Universal
Peran e-currency dalam dunia trading online adalah sebagai sistem pembayaran yang menjembatani kegiatan transaksi trader di seluruh dunia. Perbedaan nilai tukar mata uang di tiap negara tentu akan merepotkan Anda yang ingin melakukan transaksi jual beli ke luar negeri. E-currency memungkinkan setiap penjual dan pembeli online untuk bertransaksi tanpa perlu repot-repot memikirkan nilai tukar mata uang negara asal dan sistem transfer dari bank lokal.

3. Berlaku Untuk Transaksi Online
Kemampuan e-currency sebagai mata uang yang digunakan di dunia maya memang hanya terbatas pada transaksi online. Namun di zaman globalisasi ini, jual beli online semakin diminati karena kemudahan dan kecepatan transaksinya. Dengan adanya e-currency, Anda akan semakin mudah melakukan transaksi untuk kegiatan jual beli berbagai macam barang dan jasa yang tersedia secara online.

1.5.2 Beda E-Currency Dengan Bitcoin

Jika e-currency tidak berwujud, bersifat universal, dan hanya berlaku untuk jual beli online, lalu apa beda e-currency dengan bitcoin? Sekilas, kedua mata uang digital ini seperti memiliki kesamaan. Namun perbedaan yang paling mendasar dari e-currency dan bitcoin adalah nilai tukar dan cara perolehannya.

Bitcoin adalah mata uang virtual yang memiliki nilai tukar sendiri terhadap jenis-jenis mata uang lain. Nilai kurs bitcoin ditentukan oleh sistem, yang untuk mendapatkannya, Anda bisa menukarkan uang Anda ke dalam satuan bitcoin agar dapat menggunakannya secara online.

Sedangkan e-currency adalah simpanan uang dalam bentuk elektronik yang Anda depositkan pada suatu sistem pembayaran online. Nilai e-currency umumnya dihitung dalam satuan USD, sehingga nilai tukarnya juga menganut hitungan dari Dolar AS. Contoh lebih lanjut untuk mengenali perbedaan e-currency dan bitcoin adalah sebagai berikut:

Saat ini Anda memiliki uang sebanyak Rp5,000,000,-. Jika Anda ingin bertransaksi online dengan bitcoin, maka Anda tinggal mendaftar di situs penyedia bitcoin. Misalkan saat ini kurs beli bitcoin ke Rupiah adalah Rp4,309,538,- maka bitcoin yang Anda dapatkan adalah 1.16. Dengan jumlah itulah kemudian Anda bisa melakukan transaksi online pada situs-situs yang melayani pembayaran dengan bitcoin.

Akan tetapi, apabila Anda lebih memilih untuk trading online dengan e-currency, maka Anda dapat membuka akun pada salah satu sistem pembayaran online atau e-payment. Jika kurs beli USD saat ini mencapai Rp12,150,- maka saldo pada akun Anda akan terisi dengan e-currency senilai $411.52. Dengan jumlah e-currency tersebut, Anda dapat melakukan transaksi online di situs-situs yang menerima transfer pembayaran dari sistem e-payment yang sama dengan yang Anda gunakan.

1.5.3 Keunggulan E-Currency

Meskipun saat ini sistem perbankan juga menyediakan fasilitas pembayaran online dengan wire transfer, namun proses transaksi dari bank-bank pada umumnya membutuhkan waktu lama dan cenderung berbelit-belit, terutama jika Anda melakukan transaksi berskala internasional.

Sebaliknya, proses pembayaran dengan e-currency akan meminimalisir waktu yang dibutuhkan untuk transaksi pembayaran atau penarikan secara online. Selain itu, universalitas e-currency memudahkan setiap klien untuk bertransaksi di semua situs online dari berbagai negara.

Secara umum, keunggulan-keunggulan e-currency adalah sebagai berikut:
  • Tidak dapat dipalsukan
  • Dapat dipakai untuk melakukan pembayaran atau penarikan online hampir tanpa delay.
  • Mengambil pinjaman
  • Sistem keamanan pada akun e-payment dapat menjamin kerahasiaan identitas dan mencegah campur tangan pihak ketiga.
  • Bersifat independen, karena hanya Anda sendiri yang dapat memantau semua transaksi pembayaran, penarikan, transfer, dan kegiatan keuangan lain pada akun e-payment Anda.

1.5.4 Kegunaan E-Currency

Dibanding sistem pembayaran dan penarikan lewat transfer bank, penggunaan e-currency lebih memudahkan Anda untuk melakukan transaksi ke berbagai negara di dunia. Misalnya, kegiatan trading seperti spot forex dan binary options yang banyak disediakan broker luar negeri, akan lebih mudah dilakukan jika pembayaran dan penarikannya diproses lewat e-payment yang menaungi akun e-currency Anda. Hal ini dikarenakan, persyaratan pembayaran lewat wire transfer dinilai lebih merugikan dari segi waktu dan biaya.

Jika Anda adalah trader forex atau binary options, memiliki akun e-currency akan membantu Anda untuk melangsungkan proses deposit dan penarikan secara cepat dan mudah. Saat ini, banyak broker forex yang menerima pembayaran deposit dan penarikan dengan e-currency. Metode transaksi yang dilakukan dengan e-currency secara umum memiliki kondisi dan persyaratan yang lebih baik jika dibandingkan dengan sistem pembayaran lewat wire transfer maupun credit card.

Di broker Exness misalnya,  penarikan dengan wire transfer dan kartu kredit membutuhkan waktu setidaknya 3-5 hari, sedangkan penarikan yang dilakukan lewat e-currency dari broker tersebut dapat tereksekusi secara instan. FBS juga memiliki kondisi yang serupa, karena baik dalam proses pembayaran maupun penarikan, transaksi dengan e-currency diproses secara instan dan memiliki komisi yang lebih rendah daripada transfer melalui bank, yang prosesnya bisa berlangsung selama 5-7 hari kerja. Sementara itu, MFX Broker juga memiliki penawaran yang hampir sama. Broker yang dulunya bernama Masterforex ini membutuhkan waktu sekitar 0-3 jam untuk proses pembayaran atau penarikan dengan kredit. Sementara fasilitas yang disediakan dari e-currency semuanya diproses secara instan.

1.5.5 E-Payment Sebagai Penyedia E-Currency

Untuk mendapatkan e-currency dan menggunakannya dalam transaksi online, Anda perlu mendaftar di suatu e-payment yang menyediakan akun khusus bagi Anda. Akun tersebut dapat difungsikan sebagai rekening e-currency untuk memfasilitasi pembayaran dan transfer secara online.

Salah satu e-payment populer yang menyediakan e-currency adalah WebMoney. Situs penyedia sistem pembayaran online yang berasal dari Rusia ini telah melayani lebih dari 26 juta klien di seluruh dunia. Terdapat 3 jenis mata uang yang dapat ditukarkan untuk mengisi saldo pada akun WebMoney, yaitu USD, Euro, dan Rubel. Pembayaran e-currency dengan WebMoney saat ini tersedia di banyak situs-situs online, menjadikan e-payment ini sebagai salah satu sistem pembayaran online utama.

Sementara itu, Indonesia juga memiliki e-payment lokal, atau yang biasa dikenal dengan FasaPay. Saat ini, FasaPay cukup populer di kalangan trader Indonesia karena banyak broker-broker luar negeri yang berekspansi di Indonesia juga menerima pembayaran dan penarikan melalui FasaPay.

Beberapa e-payment lain yang keberadaannya cukup populer saat ini adalah Skrill (MoneyBooker), Perfect Money, Paypal, Neteller, UKash, dll.

1.5.6 Deposit dan Penarikan E-currency

Dua cara yang dapat dilakukan untuk melakukan deposit dan  penarikan e-currency pada akun e-payment antara lain:

1. Mengisi Saldo dan Menarik Dana Secara Langsung
Cara ini dilakukan dengan menyetorkan atau menarik sejumlah dana dari rekening bank ke akun e-payment yang Anda kelola. Metode ini biasanya membutuhkan waktu yang lebih lama, biasanya hingga 1-7 hari. Anda kadang juga akan terkena komisi dari bank, serta dikenai pembatasan jumlah untuk setiap penarikan.

2. Menggunakan Jasa Changer
Changer berperan sebagai penghubung dalam proses jual-beli e-currency. Anda dapat melakukan deposit atau  penarikan dari rekening bank lokal ke akun e-payment secara cepat, mudah, dan murah jika sebelumnya Anda telah mendaftar pada changer lokal yang menjadi partner e-payment Anda. Hal ini bisa terjadi karena changer dapat menyetorkan dana langsung ke akun e-payment. Jumlah dana yang akan masuk pada akun e-payment akan disesuaikan dengan kurs beli pada changer pilihan Anda.

Banyak changer lokal yang bisa Anda pilih untuk melakukan deposit dan  penarikan e-currency pada akun e-payment Anda, salah satunya adalah sentraegold.com. Changer ini melayani jual beli online WebMoney dan FasaPay. Bagi Anda yang berminat untuk bertransaksi online dengan e-currency dari kedua e-payment tersebut, Anda dapat mendaftar di sentraegold.com untuk melakukan jual beli online FasaPay atau WebMoney.

1.6  Kesimpulan

E-currency merupakan salah satu bentuk mata uang elektronik yang dapat dimanfaatkan untuk memudahkan kegiatan transaksi online secara universal. Dengan proses yang lebih cepat dan tidak memakan banyak biaya, e-currency tentu dapat menjadi alternatif favorit bagi para pelaku bisnis online, terutama bagi mereka yang ingin melakukan transaksi berskala internasional dengan lebih cepat, praktis, dan murah. Untuk dapat mengisi e-currency pada akun e-payment dengan lebih mudah dan irit biaya, memanfaatkan jasa changer lokal dapat menjadi pilihan terbaik karena kecepatan dan kemudahan yang ditawarkan.

Minggu, 06 November 2016

Penerapan ERP Pada PT. Pertamina


Penerapan  ERP Pada PT. Pertamina 

Pertamina merupakan salah satu pengguna SAP R/3. Dalam proses pengimplementasiannya menemukan banyak kendala sehingga berbagai pihak menilai pemanfaatan SAP R/3 yang dipilih oleh Pertamina kurang mampu dioptimalkan. Pada tahun 2009 nanti Pertamina berniat untuk menggunakan SAP generasi terbaru yang dikenal dengan mySAP. Beberapa hal yang dapat dipelajari dari implementasi ERP di Pertamina adalah sebagai berikut.

1.                  Keselarasan antara Business Process, People dan IT.
Dalam Information System (IS) terdapat tiga komponen yang harus disinergikan agar memperoleh hasil yang optimal yaitu business process, people dan IT. Banyak pihak terlalu berkonsentrasi pada aspek IT. Padahal tantangan implementasi IS yang sesungguhnya ada pada kedua aspek lainnya. Jika perusahaan telah memiliki business process yang baik dan teratur maka tantangan yang paling utama adalah pada aspek people. Hal ini disebabkan oleh rumitnya mengubah kebiasaan kerja setiap karyawan yang tidak jarang menimbulkan resistensi.
Manajemen Pertamina menyadari bahwa keselarasan antar tiga komponen IS merupakan hal yang mutlak diperlukan untuk mencapai kesuksesan dalam mengimplementasikan ERP. Oleh karena itu, Pertamina membentuk tim yang bertanggung jawab terhadap rencana implementasi ERP ini. Tim menyadari sepenuhnya bahwa implementasi ERP di Pertamina harus melalui business process reengineering. Hal ini dikarenakan Pertamina telah melakukan serangkaian kajian dan memutuskan untuk menggunakan SAP R/3. Keputusan ini didasarkan bahwa SAP merupakan salah satu best practice. Dengan menggunakan ERP ‘vanilla’ seperti ini maka salah satu konsekuensinya adalah melakukan business process reengineering agar sesuai dengan ERP yang dipilih. Adapun tim yang telah dibentuk ini dibantu oleh Accenture dalam mengimplementasikan SAP R/3 di Pertamina.
Namun demikian implementasi ERP di Pertamina kurang optimal karena cukup besarnya resisten untuk berubah. Dapat dipahami bahwa mengubah cara kerja karyawan adalah sesuatu yang rumit. Hal ini dikarenakan para pengguna ERP tersebut telah terbiasa dengan cara kerja lama yang lebih mapan dan mudah dimengerti. Sebagai contoh, pengguna ERP masih sering menggunakan sistem informasi berdasarkan telpon dan hard copy. Selain itu, hal lain yang perlu menjadi perhatian pula adalah adanya pendapat dari karyawan bahwa ERP hanyalah proyek IT. Mungkin tim harus lebih melakukan sosialisasi guna meluruskan pendapat yang keliru ini. Tim harus memberikan pemahaman bahwa ERP merupakan salah satu sarana yang memudahkan setiap pihak dalam mencapai tujuan perusahaan sehingga adanya rasa memiliki terhadap program ini. Dengan demikian implementasi ERP lebih mendapat dukungan dari setiap pihak dan pada akhirnya dapat dipergunakan secara optimal. 

2.                  Metode pengembangan sistem
Metode pengembangan sistem di Pertamina ini menggunakan pendekatan big bang. Pada awalnya pelaksanaan business process reengineering dan implementasi ERP akan dilakukan secara sekuensial. Tim merencanakan untuk melakukan business process reengineering terlebih dahulu sebelum mengimplementasikan ERP seperti yang dilakukan oleh Garuda dan Telkom. Namun seiring dengan adanya UU Migas No.22 tahun 2001 tanggal 23 November 2001 serta adanya AFTA di tahun 2003, maka Pertamina menyadari dengan cara sekuensial tidak akan dapat mengejar batas waktu yang dimaksud. Kedua hal tersebut menuntut Pertamina untuk dapat beroperasi secara optimal sehingga siap menghadapi pasar bebas. Oleh karena itu, tim memutuskan untuk melakukan business process reengineering dan implementasi ERP secara simultan. Tim menyadari adanya resiko besar yang akan dihadapi jika menggunakan cara ini. Akan tetapi, tim tidak memiliki pilihan lain untuk melakukan perubahan mendasar dan menyeluruh untuk membawa Pertamina menjadi perusahaan kelas dunia. Kekhawatiran ini ternyata terbukti yaitu ketidaksiapan sumber daya manusia untuk melakukan perubahan cara kerja sehingga implementasi ERP di Pertamina tidak memberikan hasil yang optimal. Dari beberapa keterangan dapat disimpulkan pendekatan big bang di Pertamina ini dilakukan per unit bisnis namun tanpa menjadikan salah satu unit sebagai pilot project. Upms II merupakan unit pemasaran pertama Go Live SAP yang merupakan non pilot project dalam melaksanakan SAP secara mandiri. Adapun modul yang pertama kali digunakan oleh Pertamina meliputi SD, MM, FI, CO dan HR. Kini Pertamina merencanakan menggunakan mySAP dengan menggunakan modul yang lebih lengkap yaitu meliputi MMH (Materials Management Hydro), MMNH (Materials Management Non Hydro), SD/TD (Sales & Distribution/ Transportation & Distribution), PP (Production Planning), PM (Plant Maintenance), Human Capital Management, FI (Finanancial Accounting) dan CO (Controlling).

3.                  Pemanfaatan project management
Pertamina membentuk tim yang bertugas untuk melakukan manajemen terhadap proyek implementasi ERP ini. Pada tahap awal, tim melakukan serangkaian kajian sejak akhir tahun 1997. Beberapa aspek yang menjadi perhatian utama dalam tahap persiapan adalah memutuskan apakah akan membeli atau membuat sendiri. Kemudian menentukan jenis enterprise system yang akan dibeli yaitu EIS atau ERP. Setelah tim sepakat untuk membeli ERP lalu dilakukan kajian terhadap beberapa produk sebelum memutuskan untuk membeli SAP R/3. Pada tahap implementasi, Pertamina dibantu oleh Accenture. Konsultan ini diharapkan dapat memberikan transfer knowledge pada Pertamina dalam mengimplementasikan SAP. Dalam proyek ERP ini sepertinya top management tidak terlibat langsung. Untuk tahap berikutnya yaitu penggunaan mySAP yang akan diterapkan pada 2009, tim diharapkan dapat memenuhi ekspektasi semua pihak agar pemanfaatan mySAP lebih optimal, tidak seperti SAP R/3.

4.                  Keselarasan antar company’s direction dengan IS’s direction
Pertamina mencanangkan untuk menjadi perusahaan kelas dunia. Namun permasalahan yang dihadapi oleh Pertamina adalah sulitnya mendapatkan data dan informasi secara real time padahal mengingat persaingan yang semakin ketat, perusahaan dituntut untuk dapat bergerak cepat. Kesulitan ini semakin terasa bagi Pertamina yang memiliki kantor serta berbagai unit operasional yang tersebar dalam wilayah geografis yang luas. Hal ini dikarenakan Pertamina tidak didukung oleh sistem pengolahan dan proses bisnis secara jaringan yang online dan terintegrasi.
Agar dapat menjadi perusahaan kelas dunia maka Pertamina tidak cukup hanya dengan meninggalkan cara kerja birokrasi yang lamban. Hal lain yang harus diperhatikan pula ketersediaan data dan informasi yang cepat, siap pakai, tepat dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk menjawab tantangan ini maka tim dari Pertamina menggunakan teknologi informasi berbasis jaringan komputer terintegrasi yang disebut enterprise service architecture (ESA). Program yang dijalankan untuk fungsi teknis ini disebut SAP NetWeaver. Keunggulan program yang terdapat dalam paket mySAP ini adalah menjadikan data lebih informatif, adaptif, user friendly dan real time.
Dengan rencana penggantian SAP R/3 dengan generasi di atasnya yaitu mySAP menjadikan implementasi IS di Pertamina bukan sekedar pada level support operational akan tetapi meningkat pada level decision making system. Sejauh ini rencana penerapan mySAP diharapkan mampu memberikan data analitis untuk mendukung proses pengambilan keputusan bagi jajaran manajemen Pertamina. Bukan tidak mungkin ke depan, implementasi ES di Pertamina berada pada level teratas yaitu level support strategic. Hal ini tentunya selaras dengan tujuan Pertamina untuk menjadi perusahaan kelas dunia yang saat ini telah dilakukan berbagai upaya dan perbaikan secara bertahap untuk mencapai hal tersebut.

5.                  Tantangan yang dihadapi oleh IS Department
Kurang optimalnya pemanfaatan SAP R/3 pada tahun 2003-2006 tentunya menjadi beban tersendiri bagi tim. Tantangan terberat tentunya adalah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sistem ES selanjutnya di Pertamina. Terlebih kali ini level adopsi pemanfaatan ES di Pertamina akan naik setingkat lagi yaitu pada level decision making system.
Tantangan lain adalah semakin berkembangnya tuntutan bisnis dan teknologi informasi. Berkembangnya kedua hal ini membuat tim harus mampu membawa Pertamina memenuhi tuntutan bisnisnya yang mungkin juga menuntut adanya perubahan penggunaan ES. Setidaknya tantangan IS department adalah dapat mengoptimalkan sistem guna memenuhi tuntutan bisnis yang kian berkembang dengan cepat. Terlebih Pertamina merupakan perusahaan yang memiliki komoditi usaha strategis berupa minyak bumi. Seperti diketahui bahwa usaha minyak bumi memiliki regulasi yang ketat dari pemerintah Indonesia di samping fluktuatifnya harga di pasar internasional. Kedua hal ini tentunya sangat memperngaruhi keputusan bisnis dari Pertamina. 

Kesimpulan
Adanya keselarasan antara business process, people dan IT merupakan hal yang mutlak diperlukan oleh perusahaan agar implementasi ERP berhasil diterapkan. Pertamina telah merasakan betapa implementasi ERP yang menelan biaya yang sangat besar tidak dapat diterapkan secara optimal karena belum adanya keselarasan antar ketiga komponen IS tersebut. Belum siapnya aspek people menjadi kendala utama di Pertamina.

Senin, 10 Oktober 2016

Layer 1 
Traveloka provide application services that can run on phones based on Android or iphone so that users can easily access the application Traveloka, as well as introducing procedures for transactions that have made the company so that it can diaksses through the App on smartphones based on android or iphone in e-ticket booking. For e-tickets automatically saved in Traveloka App so you can simply show it at check-in at the airport / hotel.Connections made by traveloka on customers using email as a medium of email customer service to deliver information, products or services of complaints and can also through social media or contact person available on their website.
Layer 2  
Contact management and account Traveloka using Web Browser and App as a media transaction and product information of its service and use a web server hosting and domain on the web server to store all their data.
Layer 3 
Traveloka in this case using the internet in data transport and network services. 
Layer 4 
Traveloka store all their data through a Web server as a data storage data storage medium so that the data can be stored and accessed easily.
Layer 5
Content provided by Traveloka to customers very well in terms of service or product order.